Orang banyak mengenal keladi tikus sebagai umbi talas yang bisa menjadi salah satu bahan untuk makanan. Jenisnya pun bermacam-macam. Di Papua, talas menjadi bahan makanan pokok. Namun keladi tikus berbeda lagi dari yang biasa. Keladi tikus lebih banyak dijadikan bahan untuk obat tradisional. Typhonium flagiliforme mulai banyak dan semakin dikenal sebagai bahan untuk obat pembasmi kanker payudara.
Mengapa disebut “keladi tikus”? Ini karena ukurannya lebih kecil daripada keladi biasa. Ukuran tingginya mencapao 10 hingga 45 centimeter. Bagian yang lebih mirip binatang tikus adalah mahkota bunganya yang berwarna putih, berbentuk panjang kecil, mirip ekor tikus.
Tanaman berbatang basah ini banyak tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut. Daun tunggalnya muncul dari umbi. Bentuk daunnya bulat dengan ujung meruncing berbentuk hati. Warnanya hijau segar. Umbi keladi tikus ini berbentuk bulat rata sebesar buah pala. Bagian dalam maupun luar umbi berwarna putih. Untuk perkembangbiakannya, bisa menggunakan umbinya atau anakan yang tumbuh dari umbi tersebut. Pada musim kemarau, batangnya menghilang. Sedangkan pada musim hujan, umbuhan ini muncul lagi di atas permukaan tanah dari umbi yang terpendam di dalam tanah.
Menurut Potopoy Pasau yang banyak menggunakan keladi tikus sebagai obat tradisional, tanaman ini tak berdaun di musim panas. Karena itu, terkadang ia merasa kesulitan menemukannya. Ia mengaku, untuk obat tradisional, ia tak mengembangbiakan sendiri, melainkan mencari di tempat-tempat tumbuhnya keladi tikus ini.
INFORMASI PENTING
-
Perubahan nomor kontak pemesanan dan konfirmasi transfer. Nomor kami yang
baru (aktif) 0817250686. Baarokallahu fiikum
2 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar